Halaman

Kamis, 24 Januari 2013

SEJARAH DANAU KERINCI

Tidaklah lengkap jika kita belum mengenal legenda Danau Kerinci. Pada zaman dahulu Calupat dan Calungga dua bersaudara kembar yatim piatu yang tinggal di kaki gunung berapi (gunung Kerinci). Mereka memiliki pusaka Merah Delima dan Batu Puti...h peninggalan orang tuanya. Suatu hari Calungga pergi berburu seorang diri, dalam perjalanan ia menemukan sebutir telur raksasa. Telur itu kemudian dibawa pulang hendak diperlihatkan kepada Calupat adiknya. Tapi akhirnya Calungga memutuskan untuk memakan telur itu seorang diri, setelah menyantap telur raksasa, Calungga kehausan. Ternyata kehausan Calungga berbeda. Ia meminum air sungai sekitar gunung berapi yang menyebabkan sungai menjadi kering. Tubuh Calungga lama-kelamaan berubah, memanjang dan memiliki sisik-sisik emas sebesar nyiru. Calungga berubah menjadi seekor naga raksasa dengan batu mustika merah delima di kepalanya. Untuk menguji kesaktiannya, naga Calungga memohon kepada segala dewa di bumi sakti alam Kerinci agar dapat menggenangi lembah dengan air sehingga terbentuklah danau besar. Putaran tubuh naga tersebut membentuk sebuah danau, yang sekarang disebut Danau Bento di kaki Gunung Kerinci.

Calupat adik Calungga tak kuasa hidup seorang diri, ia minta naga Calungga mengantarkannya ke perkampungan penduduk di sebelah Timur matahari terbit agar ia dapat hidup berdampingan dengan penduduk. Maka ditiup oleh sang naga sebuah muara dengan angin sakti yang sekarang ini menjadi sebuah sungai yang dinamai Sungai Muara Angin (Sungai Batang Merangin). Kemudian air menyusut karena terbawa arus naga Calungga yang menghilir ke Timur, sehingga berobah menjadi sebuah lembah yang dinamai Renah Kerinci dan sebuah danau yaitu Danau Kerinci sekarang. Pada saat kedatangan mereka dihadapan penduduk sepanjang aliran sungai besar, Calupat duduk di atas kepala naga. Maka penduduk saat itu juga langsung menobatkan Calupat sebagai raja yang bergelar Sang Hyang Jaya Naga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar