Tidaklah lengkap jika kita belum mengenal legenda Danau Kerinci. Pada
zaman dahulu Calupat dan Calungga dua bersaudara kembar yatim piatu yang
tinggal di kaki gunung berapi (gunung Kerinci). Mereka memiliki pusaka
Merah Delima dan Batu Puti...h peninggalan orang tuanya. Suatu hari
Calungga pergi berburu seorang diri, dalam perjalanan ia menemukan
sebutir telur raksasa. Telur itu kemudian dibawa pulang hendak
diperlihatkan kepada Calupat adiknya. Tapi akhirnya Calungga memutuskan
untuk memakan telur itu seorang diri, setelah menyantap telur raksasa,
Calungga kehausan. Ternyata kehausan Calungga berbeda. Ia meminum air
sungai sekitar gunung berapi yang menyebabkan sungai menjadi kering.
Tubuh Calungga lama-kelamaan berubah, memanjang dan memiliki sisik-sisik
emas sebesar nyiru. Calungga berubah menjadi seekor naga raksasa dengan
batu mustika merah delima di kepalanya. Untuk menguji kesaktiannya,
naga Calungga memohon kepada segala dewa di bumi sakti alam Kerinci agar
dapat menggenangi lembah dengan air sehingga terbentuklah danau besar.
Putaran tubuh naga tersebut membentuk sebuah danau, yang sekarang
disebut Danau Bento di kaki Gunung Kerinci.
Calupat adik Calungga tak kuasa hidup seorang diri, ia minta naga
Calungga mengantarkannya ke perkampungan penduduk di sebelah Timur
matahari terbit agar ia dapat hidup berdampingan dengan penduduk. Maka
ditiup oleh sang naga sebuah muara dengan angin sakti yang sekarang ini
menjadi sebuah sungai yang dinamai Sungai Muara Angin (Sungai Batang
Merangin). Kemudian air menyusut karena terbawa arus naga Calungga yang
menghilir ke Timur, sehingga berobah menjadi sebuah lembah yang dinamai
Renah Kerinci dan sebuah danau yaitu Danau Kerinci sekarang. Pada saat
kedatangan mereka dihadapan penduduk sepanjang aliran sungai besar,
Calupat duduk di atas kepala naga. Maka penduduk saat itu juga langsung
menobatkan Calupat sebagai raja yang bergelar Sang Hyang Jaya Naga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar